Senin, 04 Mei 2015

Desa Madobag-Sarereiket

Terbayang dalam pikiran saya betapa serunya perjalanan jika nanti menuju Desa Madobag-karena memang dari cerita-cerita yang saya dengar, medan yang ditempuh untuk sampai ke sana sangat berat dan menantang, apalagi menggunakan sepeda motor.Madobag adalah salah satu desa yang masuk dalam cakupan wilayah Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Desa ini terdiri atas tiga dusun yaitu Rogdog, Madobag, dan Ugai. Lebih kurang jarak 20 km harus ditempuh dari Muara Siberut-ibukota Kecamatan Siberut Selatan-untuk sampai ke sana lewat jalur darat dan sungai. Akses perjalanan darat dan Sungai untuk sampai ke desa ini memang baru “lancar” sejak tahun lalu ketika jalan Pembangunan Prasarana Desa (P2D) dibangun. Namun seperti “lazimnya” proyek jalan (pemerintah), belum genap setahun, jalan ini sudah hancur. Akibatnya tentu saja akses ke sana jadi terganggu. Sebelumnya, untuk mencapai desa Madobag, harus melewati sungai Rereiket dengan menggunakan sampan pongpong dan itu memakan waktu kurang lebih lima sampai enam jam perjalanan,rasanya lumayan lama lah hehehh…….Rusaknya prasarana jalan tersebut memang sangat disayangkan. Perjalanan (darat) ke Madobag yang semestinya bisa ditempuh dalam waktu (lebih kurang) 45 menit-dengan jalan bagus tentunya-menjadi lebih lama, kurang lebih 2½ jam perjalanan-kalau tidak hujan. Ya, kalau mendengar cerita-cerita dari masyarakat, saya pun maklum kalau pada akhirnya jalan P2D itu bernasib seumur jagung.Lokasi pembangunan jalan P2D itu adalah rawa-rawa-yang selalu tergenang air dan tentu saja tingkat keasaman tanahnya juga tinggi. Seharusnya dengan kondisi begitu, pemerintah (kecamatan) bisa menyiasati bagaimana caranya membuat jalan tersebut agar bisa tahan lama, setidaknya masih tetap bagus sampai lima tahun ke depan. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Belum lagi lemahnya pengawasan dari pemerintah (kecamatan) juga berangan besar membuat jalan itu cepat rusaBiaya P2D ada lagi setiaap bulan atau tahunnya.Dari informasi dari masyarakat, jadi sebelum jalan itu disemen, dibagian bawahnya diberi alas kayu/papan terlebih dahulu. Kayu-kayu/papan-papan tersebut kemudian ditutupi dengan pasir. Setelah itu, barulah jalan tersebut ditutup dengan campuran semen dan material. Campuran semen dan material yang tidak sebanding tentu saja juga berperan besar terhadap cepatnya jalan ini rusak. Ya, mungkin saja campuran yang dibuat adalah 1:10. Atau bahkan 1:15. Seharusnya dengan kondisi pembangunan-apalagi rawa-rawa-begitu, campuran yang ideal antara semen dan material adalah 1:3 atau 1:4. Selain itu, sistem pengaliran air di lokasi pembuatan jalan itu juga tidak beres. Di sebelah kiri dan kanan jalan tersebut tidak dibuatkan bandar-padahal itu jelas-jelas daerah rawa. Akibatnya genangan air rawa tersebut tentu saja akan menutupi badan jalan. Belum lagi kalau hujan turun. Itulah yang semakin menambah cepat hancurnya jalan P2D yang sudah dibangun itu. Saat ini yang tersisa dari jalan P2D tersebut hanyalah kayu/papan kecil-yang dijadikan alas jalan. Jika hujan lebat turun selama beberapa hari, maka kayu-kayu tersebut akan terapung. Dengan kondisi medan seperti itu, jelas saja perjalanan ke Madobag akan selalu seru dan menantang.
Ya, Madobag hanyalah satu contoh daerah tertinggal-dari sekian banyak desa tertinggal lainnya di Mentawai, bahkan daerah lain di seluruh pelosok nusantara juga -yang butuh perhatian lebih pemerintah, baik itu pemerintah daerah, provinsi, bahkan pusat. Saya yakin masyarakat di Madobag-dan daerah tertinggal lainnya di Indonesia-juga ingin mengecap kemajuan dan hidup yang sejahtera. Jadi jangan Merasa bahwa Desa Madobag adalah adlah desa yang tertinggal atau daerah primitif,juga Desa madobag Menyimpan Sejuta Karya Budaya Mentawai yang sampai saat ini masi di pertahankan, baik Adanya sikerei BudayaKehidupannya ,yang Masi ada seni dan kecintaan yang berpaud pada budaya Mentawai..Jadi Desa Madobabg Juga Memilki Estetika Tersendiri yang tidak dimilki Orang lain,.Soooo….. Madobag ,Rokdog,Ugai Pasti Kan Maju dan Berkembang Suatu Saat nanti.,.
Majulah Sarereiket, majulah Desa Madobag.

Tidak ada komentar:

FAKULTAS DAN PROGRAM STUDI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA-BANDUNG

Bandung, 20 Oktober 2018 Oleh : Vincenplk Universitas Kristen Maranatha - Bandung memiliki sembilan (9) Fakultas dan dua puluh enam (26) ...